![]() |
sumber : coprzecytac.pl |
Sustainable development goals (SDGs) atau kerap kita kenal dengan tujuan pembangunan berkelanjutan merupakan agenda perserikatan bangsa-bangsa atau PBB yang memiliki 17 tujuan dan 16 target capaian dengan batasan waktu tertentu dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan dan mengatasi berbagai permasalahan dibelahan bumi. Sustainable development goals (SDGs) ini sendiri merupakan lanjutan dari milenials development goals (MDGs) yang sudah melewati batas waktu yang sudah ditentukan yaitu tahun 2015. Namun dalam proses untuk mencapainya masih banyak negara yang belum mampu merealisasikan semua tujuan dari milenials development goals itu sendiri. Hingga akhirnya pada tanggal 25 september diadakan pertemuan dibasis PBB, dimana dalam pertemuan ini terwujud sebuah kesepakatan oleh setiap negara untuk mendeklarasikan sustainable development goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditanda tangani oleh 193 pemimpin negara.
Bagi Indonesia sendiri sustainable development goals (SDGs) dapat dijadikan sebagai acuan untuk mempercepat pembangunan dalam skala nasional. Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki berbagai macam permasalahan. Melalui sustainable development goals ini diharapkan masyarakat dapat lebih berpartisipatif mendukung tercapainya tujuan-tujuan demi mengetas berbagai permsalahan saat ini, khususnya partisipasi para generasi milenial yang sedang hangat diperbincangkan. Generasi milenial sebagai agent of change yang sering dikaitkan dengan generasi penggerak perubahan. Oleh karena itu, generasi milenial sebenarnya sangat mampu dalam mendukung terwujudnya sustainable development goals (SDGs) di Indonesia.
Lalu apa saja peran milenial dalam mewujudkan sustainable development goals ini? jika dilihat dari 17 tujuan SDGs terdapat salah satu sektor penting yang dapat dikembangkan lagi oleh generasi milenial dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik kedepannya. Pendidikan berkualitas merupakan satu dari sekian tujuan sustainable development goals yang dapat dioptimalkan oleh generasi milenial. Melalui pendidikan berkualitas akan lahir bibit unggul yang cakap di berbagai bidang. Itulah mengapa diera saat ini perlu ditekankan pentingnya pendidikan yang berkualitas. Lalu apa saja indikatkor pendidikan berkualitas yang dapat diimplementasikan para milenial. Budaya literasi mungkin bisa dijadikan solusi mereka dalam meningkatkan kapabilitas tiap individu. Menilik proses pembelajaran saat ini, pemahaman komprehensif sangat diperlukan individu untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas. Untuk itu aktivitas membaca dan menulis merupakan salah satu langkah cermat untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
Budaya literasi merupakan salah satu faktor penting terwujudnya pendidikan berkualitas saat ini. Dilihat dari segi manfaatnya saja, aktivitas membaca dan menulis dapat meningkatkan keterampilan berfikir maupun menganalisis sebuah permasalahan. Namun sayangnya melihat fakta yang ada Indonesia dikategorikan darurat minat baca. Berdasarkan hasil penelitian Program for International Student Assessment atau disebut PISA mengenai tingkat literasi sebuah negara menempatkan Indonesia diurutan ke 62 dari 70 negara. Hal ini mengindikasikan rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal membaca maupun menulis. Disisi lain perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat menyebabkan masyarakat cenderung dimanja oleh media sosial. Peran literasi yang sebenarnya mampu dioptimalkan sedikit demi sedikit mulai menurunkan kualitas individu setiap seorang dalam menempuh sebuah pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antar kalangan untuk meningkatkan kembali budaya literasi yang sudah mulai menghilang.
Pendidikan berkualitas bisa dikatakan sebagai bentuk refleksi negara dimasa yang akan datang. Maju atau tidaknya sebuah negara dapat dilihat dari kondisi pendidikannya saat ini. Jika pendidikannya baik otomatis output generasi yang dihasilkan juga baik. Karena pada dasarnya akar dari pembangunan itu dimulai dari aktor penggerak yang mumpuni, yaitu generasi milenial itu sendiri. Untuk mencapai itu semua diperlukan penanaman modal yang baik melalui pendidikan dan pengoptimalan berbagai kemampuan. Maka tidak berlebihan apabila kita menyebut tujuan pendidikan berkualitas dapat mewujudkan tujuan SDGs lainnya seperti mengetas kemiskinan dan kelaparan. Adanya kemampuan yang mereka dapatkan selama menumpuh pendidikan akan mendorong mereka untuk lebih siap bersaing mendapatkan pekerjaan yang layak.
Generasi milenial yang menjadi target sekaligus pendorong implementasi budaya literasi saat ini memiliki peluang besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan berkualitas tersebut. Seperti yang kita ketahui generasi milenial sendiri merupakan generasi yang sedang memasuki usia produktif. Generasi milenial sendiri seharusnya mampu melihat celah untuk mengoptimalkan budaya literasi saat ini. Apalagi kita ketahui generasi milenial merupakan generasi aktif yang sedang menempuh pendidikan. Tentunya perspektif kaum muda yang sedang menempuh pendidikan ialah demi mengejar kata masa depan. Dari sini, jelas kita dapat membaca peluang untuk merekonstruksi kembali pola pikir mereka menjadi pribadi yang mempunyai visi untuk mewujudkan mimpinya tersebut. Dengan cara mengajak dan memotivasi mereka untuk terus berkegiatan positif seperti membaca dan menulis.
Peran milenial dalam mendukung terwujudnya pendidikan berkualitas ini bisa dilakukan melalui berbagai hal tergantung kapasitas setiap individu. Generasi milenial yang selalu diidentikan dengan pola hidup masyarakat urban dengan berbagai teknologi yang canggih sebenarnya sudah mampu menjawab cara optimalisasi peran mereka sendiri. Adapun cara mengoptimalisasikan peranan milenial dalam mewujudkan budaya literasi adalah sebagai berikut:
1. Melestarikan Budaya Literasi melalui Media Digital
sumber : pixabay.com
Mengingat pengaruh digitalisasi yang hampir merasuk ke semua bidang kehidupan. Upaya milenial dalam meningkatkan budaya literasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang semakin berkembang saat ini. Sosial media dan internet bisa menjadi medium untuk mengeksplore berbagai macam bacaan literasi seperti e-book, novel, puisi, buku pelajaran, jurnal-jurnal ilmiah dan lain sebagainya. Melalui sosial media generasi milenial mampu menyebarkan berbagai link buku maupun situs terpercaya yang berisikan berbagai hal pengetahuan yang penting untuk dibaca. Bisa saja grup whatsapp dimanfaatkan sebagai sarana untuk membuat komunitas baca online sembari mengajak mereka untuk terus meningkatkan budaya literasi membaca maupun menulis. Secara tidak langsung jika kegiatan ini rutin dilaksanakan maka akan lahir berbagai individu yang kaya wawasan.
2. Melestarikan Budaya Literasi malalui Kegiatan Nongkrong Berfaedah
![]() |
sumber : IDnews.co.id |
Di era yang serba modern ini kebutuhan untuk eksis dan nongkrong di kafe sudah menjadi rutinitas wajib berbagai kalangan. Hal ini tentu bisa dijadikan momen terbaik generasi milenial untuk sekedar berbagi cerita maupun memberi inspirasi mengenai manfaat membaca buku itu sendiri. Selain itu di sela-sela waktu kumpul ini, milenial dapat mempromosikan buku-buku anak muda yang mencuri perhatian saat ini seperti novel maupun puisi. Diharapkan melalui kegiatan nongkrong berfaedah ini budaya literasi dapat tumbuh didalam diri mereka.
Melalui dua kegiatan ini, optimalisasi peran milenial terhadap budaya literasi yang sudah mulai berkurang dapat terus dikembangkan. Kondisi dan gaya hidup yang serba kekinian tidaklah mungkin juga untuk ditinggalkan karena itu sudah termasuk hukum alam. Namun apabila kita mampu memaknai hal yang ada, Hibriditas media sosial dengan literasi maupun nongkrong dengan promosi adalah solutif terbaik melawan zaman. Niscaya jika setiap individu memiki minat baca yang kuat, kualitas dan wawasan ilmu juga akan beriring tumbuh dan meningkat. Dengan hal inilah peran milenial mampu terwujud untuk mendukung berjalannya pendidikan berkualitas demi mewujudkan semua tujuan sustainable development goals di Indonesia.